Sabtu, 24 Desember 2011

Meningkatkan Perkembangan Bahasa Melalui Permainan


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bagi anak-anak bermain merupakan dunia mereka karena merupakan kegiatan yang menimbulkan kenikmatan yang akan menjadi ranagsangan bagi perilakuu yang lainnya. Namun, tidak demikian kenyataannya,  dari pagi hingga siang ank-anak harus belajar di kelas dengan kondisi sangat tersiksa. Mereka tidak boleh bergerak, tidak boleh berbicara, harus  duduk yang rapi, tangan di meja melihat Ibu/ Bapak Guru.  Keadaan ini membuat para siswa cenderung bosan dalam mengikuti pelajaran sehingga yang mereka nantikan hanyalah bel pulang yang berbunyi. 
Selain itu, karena hanya duduk diam saja dikelas maka energi yang mereka miliki tidak tersalurkan sehingga dapat menimbulkan perilaku negatif. Oleh karena itu, Guru harus kreatif dalam menyiasati hal tersebut dengan cara menciptakan pembelajaran yang menarik bagi para siswa. Salah satu upaya yang dapat dilakukkan adalah dengan pembelajaran yang melibtkan permainan di dalamnya.  Karena seperti yang diuraikann diatas bahwa bermain merupakan dunia anak yang tidak dapat dipisahkan dari mereka.
B. Rumusan Masalah
           1.     Apa yang dimaksud dengan bermain ?
           2.     Apa yang dimaksud dengan permainan ?
           3.      Apa yang dimaksud dengan permaianan bahasa ?
           4.      Apa saja contoh-contoh permainan bahasa ?
C. Tujuan Penulisan
     Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui pengertian bermain, permainan dan mengetahui pengertian permainan bahasa serta contoh-contoh permainan bahasa.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Bermain
            Menurut Seto dan Soemitro (dalam Djuanda, 2006:89):
Bermain (play) mengacu pada beberapa teori bermain yang dikemukakan para  ahli. Pengertian  bermain tak dapat dilepaskan dari sudut pandang teori yang mendasari fungsinya. Dari sejumlah teori yang ada dapat dikemukakan tujuh pandangan utama, yaitu : (1) teori surplus energi, (2) teori relaksasi, (3) teori preparasi, (4) teori rekapitulasi, (5) teori perkembangan, (6) teori penyaluran sosioemosional, dan (7) teori kognitif.
      1.      Teori surplus energi
Menurut teori ini bermain merupakan salah satu kegiatan untuk menyalurkan energi berlebih yang dimiliki oleh anak-anak. Karena pada umumnya anak-anak tidak seperti orang dewasa yang dapat menyalurkan tenaganya untuk bekerja, sehingga tenaga yang berlebihan itu sebaiknya digunakan untuk bermain. Hal ini dilakukan untuk menghindari hal-hal negatif  yang mungkin dilakukan oleh anak-anak.
      2.      Teori relaksasi
Teori ini masih berkaitan dengan teori surplus energi karena menurut teori ini setelah anak-anak menyalurkan energi anak di bawa ke dalam suasana yang lebih santai setelah susah payah mempelajari sesuatu.
      3.      Teori preparasi 
      Menurut teori ini bermain merupakan kegiatan alamiah yang dapat memperkuat insting yang diperlukan untuk kelangsungan hidupnya di masa yang akan datang.
      4.      Teori rekapitulasi
Menurut teori ini kegiatan bermain pada anak menunjukkan pengalaman nenek moyang ras tertentu (pengulangan perkembangan ras) atau anak melakukan kembali berbagai perilaku manusia dewasa yang ada selama zaman purba sampai zaman modern.
      5.      Teori perkembangan
Menurut teori ini bermain dapat melatih berbagai keterampilan, dimana hal tersebut dapat mengembangkan kemampuan anak dalam proses menuju kematangan.
      6.      Teori penyaluran emosi
Teori ini berpandangan bahwa bermain adalah sarana penyaluran emosi anak. Dalam pembelajaran satu arah atau teacher center yang banyak berbicara atau beraktivitas adalah guru sehingga anak cenderung pasif dan tidak menyalurkan emosi dan energinya dalam pembelajaran.
      7.      Teori Kognitif
Teori ini dikemukakan olen Jean Piaget yang mengungkapkan bahwa bemain dapat mengaktifkan otak anak, mengintegrasikan belahan otak kanan dan kiri secara seimbang dan membentuk syaraf.

Dari teori-teori diatas dapat kita simpulkan bahwa bermain memiliki peran penting dalam perkembangan keterampilan dan kecerdasan anak. 
B. Permainan
Permainan merupakan alat bagi anak untuk menjelajahi dunia, dari apa yang tidak dikenali sampai apa yang diketahui, dan dari yang tidak dapat diperbuat sampai mampu melakukan. Bermain merupakan kegiatan yang sangat penting bagi anak seperti halnya kebutuhan terhadap makanan bergizi dan kesehatan untuk pertumbuhannya. Bermain juga sangat dibutuhkan oleh anak seperti halnya pekerjaan yang sangat dibutuhkan oleh orang dewasa. Dengan bermain anak dapat melatih ativitas fisik dan mental mereka. Selain itu permainan juga bisa digunakan sebagai media sosialisasi anak untuk bersosialisasi dengan teman sebaya dan lingkungannya.
Menurut Soeparno (1988:60) “Permainan merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh suatu keterampilan tertentu dengan cara yang menggembirakan”.  Jadi dalam bermain kita tidak hanya mendapat kegembiraan tetapi juga mendapatkan suatu keterampilan tertentu. Kegembiraan yang kita dapat dalam suatu permainan bukan saja karena kita menang dalam permainan tersebut tetapi selama permainan tersebut kita mendapatkan kegembiraan atau kesenangan
Apabila dalam permainan tersebut kita mendapatkan keterampilan berbahasa seperti menyimak, membaca, berbicara dan menulis maka permainan itu disebut dengan permainan bahasa.
C. Permainan Bahasa
1.  Hakikat Permaianan Bahasa
Masalah permainan itu sendiri hampir tidak pernah terpisahkan dari kehidupan manusia, dari bayi, anak-anak, remaja, hingga dewasa. Dengan jalan bermain pula kita memperoleh suatu kegembiraan dan kesenangan. Namun kegembiraan yang kita dapatkan bukan hanya karena kita memenangkan permainan tersebut.  Kalah menang bukan tujuan utama permainan karena dalam permainan kita juga melatih keterampilan-keterampilan tertentu misalnya keterampilan berbahasa.
Pada hakikatnya, permainan bahasa merupakan salah satu aktivitas untuk mendapatkkan suatu keterampilan tertentu yaitu keterampilan bahasa dengan cara yang menggembirakan. Permainan dapat disebut dengan permainan bahasa jika dalam permainan tersebut kita memperoleh keterampilan bahasa seperti menulis, membaca, menyimak dan berbicara.
2. Tujuan Permainan Bahasa
Menurut Soeparno (1988:61) “Permainan bahasa mempunyai tujuan ganda, yakni untuk memperoleh kegembiraan, dan untuk melatih keterampilan berbahasa tertentu”.  Suatu permainan dikatakan permainan bahasa hanya jika mengandung keterampilan bahasa dan menyenangkan. Namun, jika permainan tersebut hanya menimbulkan kegembiraan saja tanpa adanya keterampilan bahasa yang didapat maka permainan tersebut bukan merupakan permainan bahasa.
Permaina bahasa yang dilaksanakan harus secara langsung harus secara langsung dapat menunjang tercapainya tujuan pembeljaran yang ingin dicapai guru. Selain itu permainan dapat menumbuhkan sikap positif siswa seperti solidaritas, sportivitas, kreativitas dan rasa percaya diri.
Permainan  bahasa tidak bisa dijadikan untuk alat ukur keberhasilan belajar siswa, karena anak yang kalah dalam permainan belum tentu kurang pandai  dan anak yang menang dalam permainan belum tentu pandai. Jika dipaksakan sebagai alat evaluasi, maka akan merupakan alat evaluasi yang tidak baik karena permainan bahasa tersebut mengandung unsur spekulasi yang cukup besar (Soeparno, 1988:61).
3. Faktor Penentu Keberhasilan Permainan Bahasa
Soeparno (1988:62) mengungkapkan keberhasilan permainan bahasa ditentukan oleh beberapa factor, diantaranya :
a.       Situasi dan Kondisi
Permainan bahasa bisa dilaksanakan dalam situasi dan kondisi apa pun. Namun alangkah lebih baiknya jika permainan bahasa dilakukan pada jam-jam akhir pelajaran karena pada saat tersebut siswa dalam keadaan letih dan lesu sehingga siswa dapat kembali bersemangat untuk mengkuti pelajaran.
b.      Peraturan Permainan
Setiap permainan harus memiliki peraturan yang dimana peraturan tersebut diketahui dan disetujui baik oleh juri maupun oleh para pemain. Lebih pentingnya lagi peraturan tersebut harus dipatuhi oleh para pemain. Jangan sampai muncul peraturan baru di tengah-tengah permainan.
c.       Pemain
Dalam permainan bahasa, unsur pemain sangat penting karena jika terjadi kendala para pemain maka permainan tersebut tidak akan berjalan dengan lancar. Para pemain di tuntut memiliki sportivitas yang tinggi, jika salah satu pemain bertindak curang maka permainan akan menjadi tidak sehat. Oleh karena itu, pemain yang melakukan kecurangan harus mendapatkan hukuman. Selain itu pemain juga harus serius dalam melakukan permainan. Hendaknya guru mendorong para siswa untuk bermain dengan sungguh-sungguh. Dalam permainan bahasa diusahakan agar para pemain yang bertanding memiliki kekuatan yang seimbang agar permainan berjalan dengan seru. Biasanya dalam satu kelas terdapat siswa yang relative banyak sehingga guru harus melibatkan seluruh siswa dengan cara membagi tugas kepada siswa dalam permainan tersebut sehingga tidak ada siswa yang hanya menjadi penonton dan mengganggu jalannya permainan.
d.      Pimpinan permainan/juri
Suatu permainan biasanya dipimpin oleh seorang juri. Seorang juri harus mengetahui dengan baik aturan-aturan permainan. Selain itu, juri juga harus memiliki sikap yang tegas, adil, jujur dan berwibawa serta cekatan. Yang berhak menjadi juri dalam permainan adalah seorang guru atau guru tersebut dapat menunjuk salah seorang siswa yang dinilai mampu untuk menjadi juri.
4. Kelebihan dan kekurangan permainan bahasa
           Soeparno (dalam Djuanda, 2006)  mengungkapkan kelebihan dan kekurangan permainan bahasa sebagai berikut :
                 Kelebihan permainan bahasa ialah :
a. Permainan bahasa sebagai metode pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.
b.    Aktivitas yang dilakukan siswa bukan saja fisik tapi juga mental
c.    Dapat membangkitakan motivasi siswa dalam belajar
d.    Dapat memupuk rasa solidaritas dan kerja sama
e.    Dengan permainan materi lebih mengesankan sehingga sukar dilupakan
Kekurangan permainan bahasa ialah :
a.  bila jumlah siswa terlalu banyak akan sulit untuk melibatkan seluruh siswa dalam permainan
b.    tidak semua materi dapat dilaksanakan melalui permainan
c.   permaianan banyak mengandung unsur spekulasi sehingga sulit untuk dijadikan ukuran yang terpercaya.
D. Contoh-contoh Permainan Bahasa
       Banyak ragam permainan bahasa yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Macam-macam permainan tersebut diantaranya sebagai berikut:
1. Bisik Berantai
Menurut Djuanda (2006:96), "Permainan  ini dilakukan dengan cara, setiap siswa harus membisikan suatu kata (untuk kelas rendah) atau kalimat atau cerita (untuk kelas tinggi) kepada pemain berikutnya". Permainan ini melatih keterampilan menyimak/mendengarkan.
2. Kim Lihat
Permainan ini dilakukan secara berkelompok. Sediakan beberapa benda (sayur atau buah) yang disimpan di dalam kotak tertutup. Salah satu anggota dari kelompok harus melihat benda apa yang ada di dalam kotak, setelah itu siswa harus menjelaskan secara rinci kepada kelompoknya tentang benda tersebut yang dilihatnya. Anggota yang lain harus mengambil benda yang dijelaskan tadi. Kelompok yang paling cepat dan dapat paling banyak menebak benda yang ada di kotak itulah pemenangnya. Permainan ini melatih keterampilan menyimak dan berbicara.
3. Aku seorang ditektif
Permainan yang dilakukan berpasangan ini, salah satunya menjadi ditektif dan seorang lagi menjadi informan. Informan harus menentukan/memilih salah seorang dari temannya yang ada di kelas sebagai penjahat yang akan dicari oleh ditektif. Informan harus menulis ciri-ciri lengkap penjahat yang akan dicari ditektif. Setelah ditektif membaca informasi tertulis itu lalu ditektif harus mencari siapa target pencarian di kelas itu. Setelah ditemukan, berubah posisi dari ditektif menjadi informan dan sebaliknya. Permainan ini untuk melatih keterampilan membaca dan menulis.
4. Simon Berkata
Satu orang adalah Simon. Ia berdiri menghadapi yang lain dan meneriakkan perintah-perintah, seperti Simon berkata, "pegang jari kaki". Semua harus mematuhi dengan memegang jari kaki. Tetapi jika Simon tidak menggunakan kata-kata "Simon berkata" dan peserta lainnya mematuhi perintahnya akan dikeluarkan dari permainan. Permainan menggunakan musik, yang dikeluarkan dari permainan akan kembali bermain jika musik telah selesai. Yang menjadi Simon sebaiknya bergantian.
5. Stabilo Kalimat
Permainan ini berkelompok. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Tujuannya agar siswa dapat menentukan kalimat yang salah dan yang benar dari wacana yang dibacanya. Wacana yang disediakan harus berupa kliping yang didalamnya terdapat kalimat yang benar dan yang salah. Caranya, guru memberikan intruksi kepada setiap kelompok untuk mencari kalimat yang benar dan salah dalam kliping tersebut lalu menandainya dengan stabilo yang berbeda. Setelah itu bagikan wacana, siswa membaca lalu guru memberikan aba-aba untuk memulai. Siapa kelompok yang dapat memberi tanda terbanyak pada kalimat yang benar dan salah, maka itulah pemenangnya. Permainan ini melatih membaca cepat dan cermat serta memahami kalimat. Untuk kelas tinggi kelas V atau VI.
6. Cerita berantai
Permainan ini dilakukan berkelompok. Satu kelompok terdiri dari 2 orang. Satu kelompok harus melanjutkan cerita dari kelompok lain. Cerita sebaiknya dimulai dari guru. Anggota kelompok yang satu sebagai pembicara yang bertugas melanjutkan cerita, dan yang seorang lagi mencatat kalimat yang diucapkan setiap kelompok dan membacakannya setelah cerita selesai. Permainan ini untuk melatih menyimak dan menyusun cerita yang runtut. Digunakan untuk kelas IV, V dan VI.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
                   Bagi anak-anak bermain merupakan dunia mereka karena merupakan kegiatan yang menimbulkan kenikmatan yang akan menjadi ranagsangan bagi perilakuu yang lainnya. Bermain memiliki beberapa teori yaitu teori surplus energy, teori relaksasi,teori preparasi, teori rekapitulasi,teori perkembangan, teori penyaluran emosi dan teori kognitif.
            Permainan merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh suatu keterampilan tertentu dengan cara yang menggembirakan. Apabila dalam permainan tersebut kita mendapatkan keterampilan berbahasa seperti menyimak, membaca, berbicara dan menulis maka permainan itu disebut dengan permainan bahasa. permainan bahasa merupakan salah satu aktivitas untuk mendapatkkan suatu keterampilan tertentu yaitu keterampilan bahasa dengan cara yang menggembirakan. Permainan bahasa mempunyai tujuan ganda, yakni untuk memperoleh kegembiraan, dan untuk melatih keterampilan berbahasa tertentu. Permainan bahasa keberhasilannya ditentukan oleh beberapa faktor yaitu situasi dan kondisi, pemain,peraturan permainan dan pemimpin permainan/juri. Contoh-contoh permainan bahasa anatara lain adalah simon berkata, cerita berantai, stabile kalimat, aku seorang detektif dan sebagainya.
B. Saran
        Dengan adanya penggunaan permainan sebagai media pembelajaran bahasa semoga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya di sekolah dasar. Selain itu, semoga para pendidik lebih termotivasi lagi untuk lebih kreatif dalam menciptakan pembelajaran yang menarik dan disenangi para siswa.

 
DAFTAR PUSTAKA

Djuanda, Dadan.2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia Yang Komunikatif dan Menyenangkan. Jakarta : Depdiknas
Soeparno. 1988. Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta : PT. Intan Pariwara
Suyatno. 2005. Permainan Pendukung Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta : Grasindo

           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar